Kamis, 11 April 2013

Proses Bisnis (penjualan) Tugas GSLC 11 April

Tugas GSLC  11 April

Business Driven Technology 


Proses Bisnis Toko Gunung Meledak

-Bagian Penjualan-

Raden Mas Susatyo Aryo Putranto / 1401111680 / 06PBY 




Toko Gunung Meledak adalah Toko yang menjual berbagai Perlengkapan berkebun dan telah berdiri sejak tahun1945. Berikut proses bisnis bagian penjualan toko yang banyak mendapat penghargaan piala oscar:

Pelanggan yang berkunjung ke Toko Gunung Meledak dan ingin membeli berbagai produk yang tersedia akan dilayani oleh para karyawan yang sedang bertugas. Petugas akan memberitahu barang apa saja yang tersedia dan mencatatnya (sales order).

Pelanggan yang sudah selesai memilih barang dan ingin membayar barang yang dibelinya bisa menuju kasir untuk proses pembayaran berdasarkan sales order.

Pembayaran bisa dilakukan secara tunai ataupun kredit.

Setelah Proses pembayaran, Administrasi akan membuat bukti pembayaran 2 rangkap untuk pelanggan dan toko. pelanggan yang telah mendapatkan bukti pembayaran boleh membawa pulang barang yang dibelinya.

Dari Bukti pembayaran akan dibuatkan laporan penjualan yang akan diberikan kepada manajer toko.


1. class pelanggan mempunyai atribut: nama_pelanggan, telp_pelanggan, dan primary key: id_pelanggan. class ini terhubung sales order.
2.class sales order memiliki primary key dari class lain karena namyak terhubung dengan class lainnya
class ini memiliki detail karena pilihan pelanggan yang beraneka ragam.
3.class produk juga memiliki detail, karena pilihan produk yang beraneka ragam.
4. class kasir terhubung ke class sales order karena kasir memerlukan sales order untuk melakukan proses pembayaran kepada pelanggan.
5.class pembayaran yang juga terhubung ke sales order, class ini memiliki 2 subclass yaitu: tunai dan kredit. menunjukan 2 cara pembayaran yang berbeda yang bisa dilakukan.
6.class bukti pembayaran. administratorlah yang membuat bukti pembayaran 2 rangkap untuk diberikan kepada pelanggan dan disimpan oleh toko.




Senin, 25 Maret 2013

Business Process Re-enginering

Sebelum mengerti apa itu Business Process Re-enginering (BPR) ada baiknya bila kita mengenal Business Process (BP).

Business Process
adalah sebuah kumpulan pekerjaan atau aktivitas yang saling berhubungan guna menyelesaikan masalah tertentu atau yang menghasilkan produk maupun layanan untuk mencapai suatu tujuan.

Business Re-enginering Process 
adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas proses-proses bisnis untuk mendapatkan perbaikan dramatis.

BPR meliputi analisis dan perancangan alir kerja (workflow) dan proses-proses dalam sebuah organisasi. Berdasarkan Daven ports (1990), proses bisnis adalah sekelompok tugas-tugas yang saling berhubungan secara logis, dilaksanakan untuk mencapai sebuah hasil bisnis yang jelas.
Re-engineering ("rekayasa ulang") adalah dasar dari perkembangan-perkembangan manajemen yang muncul belakangan ini.

Michael Hammer dan James Champy menyatakan bahwa Business Process Reengineering (BPR) adalah:
"Pemikiran dan perancangan ulang suatu sistem bisnis secara mendasar (fundamental) dan radikal untuk mendapatkan perbaikan secara dramatis pada saat kritis, dengan mengukur kinerja saat ini melalui elemen-elemen biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan."

empat kata kunci  BPR menurut Hammer yaitu fundamental, radikal, dramatis dan proses.

Perusahaan seperti General Motors (GM), American Airlines, Ford, atau Procter & Gamble (P&G) telah membuktikan BPR sebagai tools untuk melakukan efisiensi serta efektivitas operasi. GM merombak sistem informasinya dengan hanya memakai satu jenis platform saja, HP untuk printernya, Microsoft untuk sistem, kemudian Novel untuk sekuritasnya.

Perusahaan lain yang berhasil melakukan BPR:


1.Kantor cabang AT & T Global Business Communications System merancang dari awal cara memproses pesanan para pelanggan, sehingga mengurangi waktu penyampaian dari 8-12 minggu menjadi beberapa hari, bahkan menggunakan 35% lebih sedikit karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
2.Pilkington Optronics mengurangi waktu tunggu produksinya sampai lebih dari 50%meningkatkan keandalan penyampaian kepada pelanggannya menjadi 97%  dari sebelumnya 10% mengurangi nilai persediaan dan barang dalam proses sampai 70% menjadi 6,8 juta poundsterling dan meningkatkan penjualan per karyawan sampai 285%.
3.Bisnis otomotif  Lucas Industries memotong waktu tunggu produksi sampai mendekati 80% dan mengurangi waktu tunggu pengiriman pesanan sampai 70% menjadi 32 hari sebelum otomasi. Perusahaan ini berhasil menggandakan perputaran persediaannya mencapai peningkatan produktivitas sebesar 50% dan pengurangan biaya sebesar 25%.
4.Ford Company, Procter & Gamble adalah contoh perusahaan raksasa Amerika yang berhasil mengakomodasi BPR sehingga bangkit dari kelesuan yang mengancamnya. Di Indonesia, Telkom (sekalipun tak menuruti betul konsep BPR) juga berhasil mengadopsinya pada kepemimpinan Cacuk Sudaryanto.

Contoh Perushaan yang gagal dalam implementasi BPR:


TAURUS(Transfer and Automated Registration of Uncertified Stock) merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengubah sistem di London Stock Exchange, dari paper communication ke sistem otomatisasi. Proyek Taurus dimulai pada sekitar tahun 1980-an. Dengan 17 sistem yang diusulkan, para designer Taurus mencoba menggabungkan sistem-sistem tersebut. Namun ternyata hal tersebut menuai kegagalan dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Project Manager Taurus, Elliott Manley, memperkirakan bahwa pada saat proyek dihentikan, kerugian yang ditimbulkan sebesar £ 800 juta (meskipun the Financial Time edisi Nov. 3, 1993 melaporkan kerugian “hanya” sebesar £400 M). Padahal, anggaran awalnya adalah £ 6 juta. Dengan demikian, proyek Taurus ini telah mengalami keterlambatan selama 11 tahun dengan jumlah pengeluaran sebanyak 132 kali anggaran aslinya, namun tidak menghasilkan solusi yang nyata sama sekali.

Tahap -  Tahap Penting BRP:



 Tahap 1 - Persiapan

•    Kegunaan tahap ini adalah untuk memobilisasi dan mengorganisir SDM yang akan melakukan Reengineering.
•    Apa yang menjadi tujuan dan harapan eksekutif? Apa komitmen level mereka pada kegiatan ini?
•    Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan ini?
•    Siapa yang seharusnya ada dalam tim? Kemampuan gabungan apa yang harus ada dalam tim?




Tahap 2 - Identifikasi

•    Kegunaan dari tahap ini adalah untuk mengembangkan dan memahami model proses dari bisnis
•    Apa yang menjadi bisnis proses utama organisasi?
•    Bagaimana proses-proses tersebut berinteraksi dengan pelanggan dan pensuplai?
•    Apa yang menjadi strategi kita? Apa nilai tambah proses kita?
•    Apa yang seharusnya kita re-Engineer dalam waktu 90 hari, 1 tahun, atau 2 tahun?


Tahap 3 – Penyusunan Visi

•    Kegunaan dari tahap ini adalah untuk membangun visi dan tujuan dari kinerja yang dihasilkan
•    Bagaimana sumber daya, informasi, dan alur kerja melalui proses-proses dalam organisasi?
•    Mengapa kita melaksanakan cara yang kita lakukan saat ini?
•    Apa kunci kekuatan dan kelemahan dari proses yang akan di re-Engineer?
•    Bagaimana perusahaan lainnya menangani kompleksitas prosesnya?
•    Apa ukuran yang seharusnya kita gunakan untuk melakukan komparasi kinerja terbaik kita di perusahaan?

Tahap 4A – Desain Teknis

•    Kegunaan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan sebuah rancangan proses yang mampu mengakselerasikan pencapaian Visi dari perusahaan
•    Sumber daya teknis dan teknologi apa yang kita perlukan pada tahap proses re-Engineering?
•    Bagaimana sumber daya dan teknologi tersebut dapat diupayakan?
•    Informasi apa yang digunakan pada saat dilakukan re-Engineering?
•    Bagaimana elemen teknis dan sosial berinteraksi?

Tahap 4B – Desain Sosial

•    Kegunaan dari tahap ini adalah menspesifikasikan dimensi sosial dari proses yang baru
•    Teknik dan sumber daya manusia seperti apa yang perlu di re-Engineer? Aktivitas apa yang menjadi tanggungjawab tim reengineering?
•    Apa target dan ukuran yang harus dibuat?
•    Program pelatihan apa yang diperlukan?

Tahap 5 – Transformasi

  • Kegunaan dari tahap ini untuk mengimplementasikan desain proses yang dihasilkan di Tahap 4 (4A dan 4B)
  • Kapan kita memonitor proses? Bagaimana kita mengetahui apakah kita dalam track/jalur atau tidak?
  • Mekanisme apa yang harus kita kembangkan untuk menyelesaikan permasalahan yang saat ini belum terpikirkan?
  • Bagaimana kita melanjutkan momentum dari perubahan yang terjadi?
  • Teknik apa yang harus kita gunakan untuk menyempurnakan organisasi?
  • Tahapan BPR di atas dapat dipahami secara rinci dari buku referensi yang disarankan
  • Ujung dari analisis proses bisnis ini adalah pemodelan yang dibuat dengan metode yang beragam (tergantung dari kebutuhan yang ada)
  • Beberapa ragam instrumen pemodelan yaitu:
            •    UML (Unified Modelling Language)
            •    DFD (Data Flow Diagram


Kesimpulan:
Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.